LORONG-LORONG
CINTA
Memulai
tulisan ini, Mari kita mengingat kembali
sikap Umar bin Khattab tatkala nabi SAW meninggal dunia. Lantaran cintanya yang
berlebihan kepada Rasulullah, Umar bi Khattab nyaris kehilangan kendali diri
pada waktu mendengar kematiannya. Ia bersumpah akan membunuh siapa saja yang berani mengatakan Muhammad telah wafat.
Umar meyakini, bahwa saat itu nabi Muhmmad hanya dipanggil sebentar menghadap
Allah. Maka pada saat mengahadapi situasi itu Abu Bakar dengan tegas menyatakan
“Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad telah mati. Barangsiapa
menyembah Allah, ia hidup tak kenal mati.” Kemudian ia membaca sebuah ayat Al
Qur’an, “Tidaklah Muhammad itu melainkan seorang rasul biasa. Telah berlalu
sebelumnya para rasul yang lain. Apakah jika Muhammad mati terbunuh, kalian
akan berbalik lagi kepada agama nenek moyang? Sungguh yang melakukan demikian
tidak akan merugikan Allah sedikit pun.” (Ali Imran : 144). Dan kemudian Umar
pun sadar akan kekeliruannya.
Dari cerita diatas
sebenarnya kedua sahabat nabi tersebut memiliki kadar kecintaan yang sama
kepada nabi Muhammad SAW, hanya saja mengenai hakikat cinta seringkali di
pahami secara keliru. Ketika kita berbicara cinta tentu saja kita harus
mamahami makna dari kata cinta tersebut. Namun, sampai saat ini belum ada
definisi yang mampu mengungkapkannya secara jelas. Banyak orang yang mencoba mendifiniskan arti cinta
seperti apa, namun jika di tinjau lebih dalam kata cinta itu memiliki arti yang
sangat luas, karena objek cinta itu sangat banyak dan perbedaan makna cinta
untuk setiap objek yang berbeda juga tidak sama. Ketika orang yang jatuh cinta
itu meraskan hal-hal yang indah maka tentu saja orang itu akan beranggapan
bahwa cinta itu adalah keindahan ataupun kebahagiaan sementara disisi lain
orang yang jatuh cinta tapi kemudian kemudian merasakan kesedihan tentu saja
orang itu beranggapan kalau cintau itu adalah kesedihan. Jadi sebenarnya cinta
memilki arti yang sangat luas, cinta itu bukan hanya bisa dirasakan lewat
kebahagiaan namun juga cinta itu terkadang datang lewat kesedihaan, ketiadaan
dan lain sebagainya. Bukankah ketika Allah mencintai hambanya, Allah akan memberikan
ujian kepada hambanya.
Terdapat lorong- lorong dalam perjalanan
menuju cinta sejati. Lorong yang penuh dengan hawa nafsu, lorong yang
hanya mementingkan diri sendiri, lorong
dan masih banyak lorong lainnya. Namun bukannkah kita hanya mencari satu
lorong yaitu cinta di jalan Allah?. Cinta yang sebagaimana yang dimaksud oleh
Rasulullah SAW yaitu:
“Aku beragama-dengan agama cinta
Aku berlayar-dengan bahtera cinta
Sebab cinta merupakan agamaku
Dan cintalah juga imanku ”
Bukan kah kita harus selalu berusaha
untuk menghapus semua bayangan yang sebenarnya hanyalah bentuk cinta karena
keegoisan kita yakni mencintai selain Allah, karena bagaimanapun besarnya ketika
kita mencintai sesuatu atau seseorang, belum tentu sesuatu atau seseorang bakal
mencintai kita dengan sebanding. Bukankah lebih baik mencintai-Nya, yang jelas
mencintai kita? Jangankan sebanding, ketika kita mencintai-Nya, Allah akan
memberikan cinta-Nya jauh lebih besar. Sebagaimana dalam hadis Qudsy Allah
berfirman,
“Jika hamba-Ku mendatangi Aku satu jengkal, Aku dekati dia satu hasta, Jika
hamba-Ku mendekati Aku satu hasta, Aku dekati dia satu depa. Jika hamba-Ku
datang kepada-Ku hanya berjalan kaki, Aku datangi dia dengan berlari-lari ”
Begitu cinta-Nya Allah dengan kita, namun terkadang begitu bodohnya kita
ketika Allah menguji kita terus dengan mudahnya kita mengatakan bahwa Allah
tidak mencintai kita. Pernahkah kita merenung sesaat,
bisa jadi jalan hidup yang sedang kita alami (baik atau buruk) merupakan
rencana-Nya agar kita selalu bisa dekat dengan-Nya. Tuhan mempunyai rencana
yang begitu hebat agar kita sebagai hamba selalu bisa dekat dengan-Nya. Bisa
jadi cobaan yang diberikan Allah kepada kita bukan sebuah bala akan tetapi
bentuk lain dari cinta-Nya kepada hamba, cinta Allah yang ingin melihat
tangisan hamba-Nya.
Menutup tulisan ini saya mengutip dari sebuah artikel yang sangat luar
biasa yang mampu mengungkapkan mengapa kita harus mencintai seseorang atau
sesuatu karena Allah
”
Ibadah itu tidak hanya shalat, puasa, zakat, haji, sedekah, berdzikir, dan
lainnya dari ibadah-ibadah anggota badan (lisan dan perbuatan). Di sana masih
ada ibadah lain bahkan ibadah yang paling agung yang disebut ibadah qalbiyyah
(yang berhubungan dengan hati) seperti sabar, tawakkal, ikhlas, cinta, dan
lain-lain. Cinta termasuk ibadah paling agung karena termasuk satu dari tiga
pilar ibadah (cinta, takut, dan berharap). Ibadah seseorang kepada Allah tidak
akan sempurna dan tidak akan diterima hingga terpenuhi tiga pilar ini. Di sini
akan dijelaskan secara ringkas satu pilar ibadah yang agung ini, cinta.
Cinta
yang benar itu ada dua, yaitu [1] mencintai Allah dan ini poros cinta di mana
semua cinta kembali kepada cinta ini, [2] mencintai apa saja yang dicintai
Allah. Oleh karena itu, kita mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, para shahabat, dan orang-orang shalih karena Allah mencintai mereka dan
Allah pun memerintahkan demikian.
Semoga kita mampu meraih dan merasakan cinta- Nya karena keindahan cinta
Allah kepada hambanya melebihi keindahan yang sekedar dirasakan oleh indra. Sebagaimana
cinta yang dirasakan oleh para sahabat Rasulullah. Cinta yang membuat mereka
rela mengorbankan hidupnya untuk berjuang di jalan Allah, Cinta yamg membuat
mereka menafkahkan sebagian bahkan seluruh hartanya di jalan Allah, dan masih
banyak lagi contoh dari para sahabat yang merupakan bentuk pewujudan cintanya
kepada Allah SWT. Lalu bagaimana dengan kita saat ini?
wowwww masukin ke blogroll, semoga makin kece yaaa n update teruuus
BalasHapus