Sabtu, 30 Mei 2015

Lorong-Lorong Cinta #AsrarYusup



LORONG-LORONG CINTA
Memulai tulisan ini, Mari kita mengingat  kembali sikap Umar bin Khattab tatkala nabi SAW meninggal dunia. Lantaran cintanya yang berlebihan kepada Rasulullah, Umar bi Khattab nyaris kehilangan kendali diri pada waktu mendengar kematiannya. Ia bersumpah akan membunuh siapa saja  yang berani mengatakan Muhammad telah wafat. Umar meyakini, bahwa saat itu nabi Muhmmad hanya dipanggil sebentar menghadap Allah. Maka pada saat mengahadapi situasi itu Abu Bakar dengan tegas menyatakan “Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad telah mati. Barangsiapa menyembah Allah, ia hidup tak kenal mati.” Kemudian ia membaca sebuah ayat Al Qur’an, “Tidaklah Muhammad itu melainkan seorang rasul biasa. Telah berlalu sebelumnya para rasul yang lain. Apakah jika Muhammad mati terbunuh, kalian akan berbalik lagi kepada agama nenek moyang? Sungguh yang melakukan demikian tidak akan merugikan Allah sedikit pun.” (Ali Imran : 144). Dan kemudian Umar pun sadar akan kekeliruannya.
Dari cerita diatas sebenarnya kedua sahabat nabi tersebut memiliki kadar kecintaan yang sama kepada nabi Muhammad SAW, hanya saja mengenai hakikat cinta seringkali di pahami secara keliru. Ketika kita berbicara cinta tentu saja kita harus mamahami makna dari kata cinta tersebut. Namun, sampai saat ini belum ada definisi yang mampu mengungkapkannya secara jelas. Banyak orang yang mencoba mendifiniskan arti cinta seperti apa, namun jika di tinjau lebih dalam kata cinta itu memiliki arti yang sangat luas, karena objek cinta itu sangat banyak dan perbedaan makna cinta untuk setiap objek yang berbeda juga tidak sama. Ketika orang yang jatuh cinta itu meraskan hal-hal yang indah maka tentu saja orang itu akan beranggapan bahwa cinta itu adalah keindahan ataupun kebahagiaan sementara disisi lain orang yang jatuh cinta tapi kemudian kemudian merasakan kesedihan tentu saja orang itu beranggapan kalau cintau itu adalah kesedihan. Jadi sebenarnya cinta memilki arti yang sangat luas, cinta itu bukan hanya bisa dirasakan lewat kebahagiaan namun juga cinta itu terkadang datang lewat kesedihaan, ketiadaan dan lain sebagainya. Bukankah ketika Allah mencintai hambanya, Allah akan memberikan ujian kepada hambanya.
Terdapat lorong- lorong dalam perjalanan  menuju cinta sejati. Lorong yang penuh dengan hawa nafsu, lorong yang hanya mementingkan diri sendiri, lorong  dan masih banyak lorong lainnya. Namun bukannkah kita hanya mencari satu lorong yaitu cinta di jalan Allah?. Cinta yang sebagaimana yang dimaksud oleh Rasulullah SAW yaitu:
“Aku beragama-dengan agama cinta
Aku berlayar-dengan bahtera cinta
Sebab cinta merupakan agamaku
Dan cintalah juga imanku ”
            Bukan kah kita harus selalu berusaha untuk menghapus semua bayangan yang sebenarnya hanyalah bentuk cinta karena keegoisan kita yakni mencintai selain Allah, karena bagaimanapun besarnya ketika kita mencintai sesuatu atau seseorang, belum tentu sesuatu atau seseorang bakal mencintai kita dengan sebanding. Bukankah lebih baik mencintai-Nya, yang jelas mencintai kita? Jangankan sebanding, ketika kita mencintai-Nya, Allah akan memberikan cinta-Nya jauh lebih besar. Sebagaimana dalam hadis Qudsy Allah berfirman,
“Jika hamba-Ku mendatangi Aku satu jengkal, Aku dekati dia satu hasta, Jika hamba-Ku mendekati Aku satu hasta, Aku dekati dia satu depa. Jika hamba-Ku datang kepada-Ku hanya berjalan kaki, Aku datangi dia dengan berlari-lari ”
Begitu cinta-Nya Allah dengan kita, namun terkadang begitu bodohnya kita ketika Allah menguji kita terus dengan mudahnya kita mengatakan bahwa Allah tidak mencintai kita. Pernahkah kita merenung sesaat, bisa jadi jalan hidup yang sedang kita alami (baik atau buruk) merupakan rencana-Nya agar kita selalu bisa dekat dengan-Nya. Tuhan mempunyai rencana yang begitu hebat agar kita sebagai hamba selalu bisa dekat dengan-Nya. Bisa jadi cobaan yang diberikan Allah kepada kita bukan sebuah bala akan tetapi bentuk lain dari cinta-Nya kepada hamba, cinta Allah yang ingin melihat tangisan hamba-Nya.
Menutup tulisan ini saya mengutip dari sebuah artikel yang sangat luar biasa yang mampu mengungkapkan mengapa kita harus mencintai seseorang atau sesuatu karena Allah
” Ibadah itu tidak hanya shalat, puasa, zakat, haji, sedekah, berdzikir, dan lainnya dari ibadah-ibadah anggota badan (lisan dan perbuatan). Di sana masih ada ibadah lain bahkan ibadah yang paling agung yang disebut ibadah qalbiyyah (yang berhubungan dengan hati) seperti sabar, tawakkal, ikhlas, cinta, dan lain-lain. Cinta termasuk ibadah paling agung karena termasuk satu dari tiga pilar ibadah (cinta, takut, dan berharap). Ibadah seseorang kepada Allah tidak akan sempurna dan tidak akan diterima hingga terpenuhi tiga pilar ini. Di sini akan dijelaskan secara ringkas satu pilar ibadah yang agung ini, cinta.
Cinta yang benar itu ada dua, yaitu [1] mencintai Allah dan ini poros cinta di mana semua cinta kembali kepada cinta ini, [2] mencintai apa saja yang dicintai Allah. Oleh karena itu, kita mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para shahabat, dan orang-orang shalih karena Allah mencintai mereka dan Allah pun memerintahkan demikian.
Semoga kita mampu meraih dan merasakan cinta- Nya karena keindahan cinta Allah kepada hambanya melebihi keindahan yang sekedar dirasakan oleh indra. Sebagaimana cinta yang dirasakan oleh para sahabat Rasulullah. Cinta yang membuat mereka rela mengorbankan hidupnya untuk berjuang di jalan Allah, Cinta yamg membuat mereka menafkahkan sebagian bahkan seluruh hartanya di jalan Allah, dan masih banyak lagi contoh dari para sahabat yang merupakan bentuk pewujudan cintanya kepada Allah SWT. Lalu bagaimana dengan kita saat ini?

1 komentar:

  1. wowwww masukin ke blogroll, semoga makin kece yaaa n update teruuus

    BalasHapus