Optimisme
Yang Harus Tertanam Dalam Diri Seorang Aktivis Dakwah Kampus
Lembaga Dakwah kampus (LDK ) merupakan
salah satu organisasi kampus yang sangat besar, oleh karena itu dalam
organisasi ini banyak Aktivis-aktivis yang mempunyai semangat juang yang
tinggi. Aktivis dakwah kampus merupakan salah satu Agen perubahan yang mampu
memberikan kontribusinya untuk organisasi tersebut dan orang lain tentunya.
Tetapi tidak banyak aktivis dakwah mengukur keterlibatan orang lain dalam keadaandakwah
dengan standar-standar yang sempit dan terbatas. Seseorang yang tidak mau
mencurahkan semua potensi, waktu, dan hartanya, dianggap sebagai kekurangan. Di
antara mereka ada yang menuduh saudaranya tidak mengetahui problematika kehidupan
sosial yang pelik, yang tengah dihadapi umat saat ini.
Ketika seorang akh masih
berstatus sebagai maha-siswa, ia memiliki waktu untukdakwah yang relatif
banyak, namun sumbangan dananya relatif sedikit. Setelah lulus dan menjadi
pegawai atau dosen, ia memberikan sumbangan dana lebih besar, tetapi memiliki waktu
luang lebih sempit untuk dakwah. Ketika ia menikah, nilai harta dan waktu baginya
menjadi berkurang. Bahkan, ketika punya anak, ia tidak dapat memenuhi tugas-tugasnya
selain menurut kemampuannya. Dalam pandangan para aktivis dakwah, sering
dipersepsi bahawa setiap orang harus mencurahkan segala sesuatu yang dimilikmya,
padahal Allah berfirman:
"Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya." (Al-Baqarah: 286)
Setiap kali seseorang memberikan dan
mencurahkan potensinya, seberapa pun, ituakan menjadi simpanan dan persediaan
kebaikannya. Bagaimanapun, sikap ini bukanlah fenomena umum. Banyak pemuda yang
dapat menundukkan kendala-kendala ini sesuai dengan kadar keimanannya
terhadapkeagungan risalah, serta kesedaran terhadap pentingnya amanah dan
tanggung jawab terhadap masa depan Islam. Dakwah menuntut penyertaan setiap
muslim sesuai dengan kadar yang tidak sampai mempersulit kehidupannya. Bahkan
yang wajib adalah sebaliknya. Memang ada yang mencurahkan dan mengorbankan
segalanya sehingga siap mengganti posisi yang lain dan bertahan di barisan
terdepan. Setiap muslim harus menyadari bahawa fizikal manusia terdiri dari
beberapa anggota: kedua tangan, mata, telinga, dan lain-lain yang sejenis itu.
Masing-masing memiliki tugas dan misinya. Demikian pula setiap muslim
menunaikan tugasnya sesuai dengan potensi yang telah diberikan oleh Allah
kepadanya. Dengan begitulah masyarakat Islam akan tercipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar