Wanita selalu menempati posisi
yang istimewa. Karena keistimewaannya wanita sering diterpa kondisi dan situasi yang
merendahkannya. Kok bisa? Jelas saja bisa, karena sesuatu bisa menjadi tinggi jika dia bisa menjadi rendah,
begitu juga sebaliknya. Keanggungan, keluhuran,
keistimewaan hanya dapat diraih dengan kerja keras, banting tulang,
menahan hawa nafsu dan berani hidup berkubang tanah. Sedangkan kehinaan, kenistaan,
dan kehancuran akan segera terjadi jika kelalaian, kesombongan dan berfoya-foya.
Karena manusia memiliki dua sisi yaitu sisi malaikat dan sisi setan.
Era
modern menggambarakan kwalitas para wanita. Kemajuan teknologi dan peradaban menunjukkan sisi wanita
yang begitu kompleks, kompleks karena terlibat hampir dalam semua aspek kehidupan. Dalam catatan sejarah kenabian sendiri ada sejumlah besar perempuan
yang ikut memainkan peran penting bersama kaum laki-laki.K hadijah, Aisyah, Umm Salamah,
dan para isteri nabi yang lain, Fathimah (anak), Zainab (cucu) dan Sukainah (cicit).
Mereka sering terlibat dalam diskusi tentang tema-tema sosial dan politik,
bahkan mengkritik kebijakan-kebijakan domestic maupun publik yang
patriarkis. Partisipasi perempuan juga muncul dalam sejumlah “baiat” (perjanjian, kontrak)
untuk kesetiaan dan loyalitas kepada pemerintah. Para perempuan sahabat nabi seperti Nusaibah bint Ka’b,
Ummu Athiyyah al Anshariyyah dan Rabi’ bint al Mu’awwadz ikut bersama laki-laki dalam perjuangan bersenjata melawan penindasan dan ketidakadilan. Tidak berebeda
di era modern ini, kemampuan wanita semakin terlihat dalam berbagai macam pekerjaan dan profesi seperti Melinda
Gates yang merupakan pendiri dari Bill & Melinda Gates Foundation
memimpin para wanita di bidang teknologi dan masih banyak lagi wanita lainnya.
Perempuan adalah sosok
yang menjadi tauladan bagi sebuah generasi sehingga perlu dipersiapkan secara matang untuk menuju suatu perubahan sehingga dapat mendatangkan kebaikan. Perempuan tidak akan bisa mengurusi rumah tangga atau masyarakat tanpa pengetahuan intelektual dan etika
yang memadai, perempuan wajib belajar (mempelajari)
mulai dari dasar hingga ia paham dasar-dasar pengetahuan yang
memungkinkan ia dapat memilih sesuai minat dan pengembangannya kapan saja. Sebagai seorang istri,
perempuan harus mampu menjadi “abdi” setia yang
siap melayani sepenuhnya hak-hak dan keinginan suami.
Allah berfirman,
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan menjadikan rasa kasih dan sayang di antara kalian.” (QS. Ar-Rum: 21).
Sebagai seorang istri dia memberi ketentraman pada suami,
melengkapi dan menjaga kesucian dan kehormatan diri dan suami. Sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya,
perempuan adalah guru pertama bagi sang anak,
karena ibu sangat berperan memberi warna dan corak terhadap anak-anaknya.
Melalui seorang ibulah asal segala kehidupan di mulai, termasuk kehidupan anda kawanku. Perempuan merupakan benteng utama dalam keluarga. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dimulai dari peran perempuan dalam memberikan pendidikan kepada anaknya sebagai generasi penerus bangsa. Ibu kita tidak lah dikenal oleh
Negara, tetapi dialah yang menyiapkan orang-orang yang mengelola Negara. Ibu kita tidak dikenal dalam sejarah tapi dia
yang melahirkan orang-orang bersejarah.
Dalam islam kaum wanita tidak diragukan lagi memiliki kedudukan khusus dalam tatanan masyarakat
Islam. Menurut Sayid Muhammad Husain Fadhlullah menyatakan, perempuan dalam pandangan
Islam
tidak meletakkan batasan dan perbedaan antara laki-laki dan perempuan pada tingkat hakikat kemanusian. Laki-laki dan perempuan merupakan esensi kemanusiaan
yang satu, hanya perbedaan satu-satunya adalah perbedaan yang
ada kaitannya dengan fisik. Dalam surah Al-Tawbahayat 71
yang artinya:
‘’Dan orang-orang yang beriman,
lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah awliya' bagi sebagian yang lain.
Mereka menyuruh untuk mengerjakan yang ma'ruf,mencegah yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah”.
Secara umum, ayat di
atas dipahami sebagai gambaran tentang kewajiban melakukan kerjasama antar lelaki dan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan
yang dilukiskan dengan kalimat menyuruh mengerjakan yang ma'ruf dan mencegah yang
munkar. Manusia dalam menuju kebahagiaan hakiki
(sesuai agama masing-masing). Perempuan yang
tercerahkan harus mengingatkan saudara-saudara mereka akan peran dan tugas yang
dipikul perempuan, baik melalui pendekatan, media, pelatihan, dan cara lainnya.
Tugas ini akan berhasil jika dilakukan oleh perempuan itu sendiri, karena persamaan yang
dimiliki, yaitu sebagai perempuan yang sama-sama memiliki kekuatan emosional dan akal.
Di
samping wanita sebagai ibu rumah tangga dan pendidik generasi, ia dalam satu waktu juga berperan sebagai pendidik para pemudi-pemudi dan ibu-ibu.
Di dalam rumah ia pendidik anak-anak, sedang di
luar rumah ia pendidik sebagian anggota masyarakat. Suatu masyarakat dikatakan berhasil,
bila wanitanya berakhlak mulia. Wanita bagaikan mahkota, bila mahkota baik,
maka seluruhnya akan kelihatan cantik dan bagus. Tapi bila mahkotanya rusak, maka yang
lain pun tidak ada artinya apa-apa. Perempuan harus mampu memegang dan mempertahankan citra eksklusifnya
di kalangan masyarakat. Citra perempuan yang ideal sebagai sosok yang bergerak
“sesuai kodratnya”
masih tetap bergema dan semarak hingga saat ini dan hal itu menjadi tuntutan umum yang
dirasakan oleh perempuan-perempuan dunia, terutama di Indonesia jumlah perempuan
yang demikian besar merupakan aset dan problematika dalam kehidupan. Sebagaimana perempuan dapat menjadi sumberdaya jitu untuk memperbaiki sebuah masyarakat,
ia pun dapat menjadi sarana jitu untuk merusak dan menghancurkan sebuah negara. Dalam surat
Yusuf ayat 28 yang berbunyi:
“Sesungguhnya tipu daya mereka adalah sangat besar…”. Jika perempuan menjadikan dirinya sebagai penggoda lelaki untuk melakukan perbuatan buruk,
maka tipu dayanya lebih besar dari tipu daya syetan. Oleh karenanya, jarang lelaki yang
dapat lolos dari tipu dayanya. Oleh karenanya, hendaknya (perempuan) memahami sejak dini tentang makna kejujuran,
pengorbanan, menolong sesama, dan nilai-niali religiulitas lainnya seperti ketaatan beribadah kepada
Allah dan kepada Rasul. Jika semua nilai-nilai ini ditanamkan sejak dini,
nilai-nilai tersebut akan mengakar dalam jiwa dan dapat menjadi pencegah dirinya dalam melakukan hal-hal
yang buruk. Karena perempuan memilki banyak keistimewaan yang
jika dijaga akan mendatangkan karamah dan jika dibiarkan tanpa penjagaan akan ada banyak kehancuran
yang akan datang.
Wanita adalah mutiara
yang terjaga dan berharga
Bukan batu
yang berserakan, dipijak-pijak dan tak bernilai
Jadikan dirimu wanita
yang memberi karamah
Disetiap
kata yang terucap dan di setiap tingkah yang dibuat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar